Bismillahirrohmannirrohimm …
Assalamualaikum Wr. Wb ..
Postingan kali ini ngebahas kiat – kiat taa’ruf
secara islami, kebetulan sahabat karib saya menanyakan bagaimana sih ta’aruf
itu prosesnya?? Memang saya juga belum pernah … J
Mungkin bagi sebagian orang cara seperti ini
sangatlah memaksakan, begitu tabu dengan pemahaman agamanya yang sedikit, tapi tidak justru inilah cara yang paling baik
sesuai dengan sunnah Rasulullah yang insyaAllah akan menjadikan keluarga yang
sakinah mawaddah warohmah .. Dengan
proses ta’aruf juga ikhwan – akhwat tidak pacaran lho. Bagaimana apakah ada
yang siap seperti itu??? Jujur saja, saya lebih baik seperti itu saja.. Dan
hasilnya insyaAllah akan baik ^^. Ingat lah tidak ada hubungan yang lebih indah
dan suci selain ikatan pernikahan . Langsung deh yah jadi banyak serba serbinya
…
1. Melakukan
Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto,
lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban
yang terbaik. Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu
pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada
Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar
membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya
mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.
2. Menentukan
Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya
kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun
memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan
foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap,
Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu
segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah
akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih
sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal
pertemuan disesuaikan waktunya, agar semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad,
karena hari libur.
3. Gali pertanyaan
sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan
Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data
pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah
tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan
grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua
akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk mencairkan
suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris,
santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya
sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya
pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.
4. Menentukan
waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali
pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya
kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan
untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga
besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah
pihak. Jadi memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya
juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke
rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru
terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang
tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh teman pengajian
lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri, untuk menghindarkan
fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang terkenal di masyarakat
dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah
akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua
pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim tersebut.
5. Keluarga
Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar
jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah
saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya).
Sebaiknya ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk
menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya
ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada
mutarabbi.
6. Menentukan
Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak,
dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan
keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu
untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya
tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.
7. Tentukan
waktu dan tempat pernikahan
Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam
adalah baik. Jadi hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, karena takut
jatuh ke arah syirik. Lakukan pernikahan sesuai yang dicontohkan Rasulullah
SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu pria dan
wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga
tidak berlebihan.
Semoga dengan menjalankan kiat-kiat ta’aruf
secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah tangga yang sakinah
mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga muslim baik di dunia
maupun di akhirat.
Bagi sahabat – sahabatku yang mau melaksanakan
ta’aruf, semoga diberikan yang terbaik da kelancaran atas pilihanNya. InsyaAllah ini pilihan terbaik karena disini Allah juga yang ikut memilihkan. ^^ Bagi yang
belum bersabarlah dan tawakal pada Allah, lha wong saya juga masih menunggu
hihihihi…
Sumber : (www.baitijanati.wordpress.com)
akhirnya...
BalasHapussaya sedikit mengerti tentang ta'aruf...
:)
alhamdulillah syukurlah ukhty ... :)
BalasHapusalhamdulillah, insyaallah saya akan menjalankan ini :)
BalasHapusɪ Know, ɪ know, ɪ know
BalasHapusAku sedang taaruf ^^
BalasHapusSama
BalasHapus