Bismillahirrohmanirrohimm
..
Assalamualaikum
Warahmatulloh wabarakatuh …
Apakabar
Sahabat ? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal a’fiat.. aamiin ..
Postingan
kali ini, saya akan bagikan sedikit tentang pergaulan dengan lawan jenis ikwat
/ akhwat. Begitu terkejutnya saya saat mengetahui soalan ini, dari pandangan
saja sudah termasuk mendekati zina.
.::Gadhul Bashar::.
Gadhul
bashar yang dalam bahasa indonesia diartikan sebagai menjaga pandangan, menjaga
pandangan dalam islam sangatlah dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW,
dalam sebuah ayat Al quran dijelaskan, yang artinya :
“Dan
janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Terbersit
dalam benak di hati, “terus apa hubungannya zina dengan menjaga pandangan??”
gumam dalam hati. Dalam Hadist yang di riwayatkan Oleh Abu Huaraira r.a
dijelaskan:
Dari Abu
Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua
mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua
kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau
diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).
“Tercatat
atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata
zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan
zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan
hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh
kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Hadist
tersebut menjelaskan sedikit banyak tentang bahaya zina, dan hal tersebut dapat
berawal dari pandangan seperti yang jelaskan dalam sebuah ayat alquran di bawah
ini :
“Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat”. (QS. 24:30)
Dan
diperkuat dalam hadist shahih berikut :
“Wahai Ali,
janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu
pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan
oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
Mengenai
hadist ini jadi teringat nasihat seorang guru, jika pandangan pertama anggap
saja sebagai bonus. Tapi untuk yang seterusnya jangan diteruskan, ucaplah
istighfar dan mohonkan ampun pada Allah SWT. Dikatakan termasuk mendekati zina
dari pepatah “dari mata jatuh ke hati” nah kalo udah gitu bisa saja gawat !
masih mending bagi yang kuat iman bisa terhindar dari jebakan syaitan yang satu
ini. Coba kalo buat yang masih lemah imannya, ujung – ujungnya timbul deh VMJ
(Virus Merah Jambu) dan sudah ditebak bila sama – sama lemah, akan terjerumus
dalam gaya pacaran anak muda zaman sekarang ini. Naudzubillah ..
Subhanallah,
betapa malunya saya mendengar hadist tersebut. Astagfirullah, sekali lagi hati
saya beristighfar. Jadi selama ini saya melakukan hal yang mendekati zina, jika
saya tidak menjaga pandangan. Ada beberapa perdebatan mengenai hal ini, mengapa
hanya dengan pandangan kita dapat melakukan hal yang mendekati zina? Apakah
kita tidak boleh menatap lawan jenis kita saat berbicara? Karena pengertian zina dalam masyarakat
mayoritas kita berarti melakukan hubungan suami istri tanpa adanya tali
pernikahan yang halal. Sehingga, menatap lawan jenis sah- sah saja.
Namun, lepas
dari perdebatan tersebut, saya mengambil hikmah yang merubah pandangan saya
terhadap hubungan akhwat ikhwat selama ini. Saya menganggap menjaga pandangan
lebih baik dari pada harus menerima resiko laknat Allah azza wajalla. Jadi
teringat seorang teman saya berkata ” Kenapa harus segitunya sih, masa kalau
berbicara dengan lawan jenis mesti menunduk?? ntar dikira sombong lagi…. yang pentingkan
hatinya… iya kan ? ” kata salah satu teman saya. Kemudian saya berfikir
sejenak, dan sempat berfikir yang sama terhadap perkataan teman saya tersebut.
Namu segera saya tepis fikiran itu, kemudian tersenyum dan berkata kepada teman
saya “mungkin betul perkataan mu, namun bagi aku yang hanya menempel sedikit
iman ini, gadhul qalbu atau menjaga hati tidak bisa sepenuhnya digunakan, jika
tidak di barengi dengan gadhul bashar” ucap saya.
Memang
sangat sulit menerapkan hal ini, terlebih bagi sesorang yang tinggal di kota
jakarta, yang notabene merupakan kota metropolis. Dan kebanyakan perempuan
sekarang tidak malu untuk membuka aurat nya di depan umum. Namun terlepas dari
semua itu, semua kembali kepada diri sendiri. Karena pada hakikatnya kita harus
menentukan jalan kita sendiri, “jika bukan sekarang, kapan lagi!!!” gumam dalam
hati. Karena saya juga hanya seorang yang mencoba berubah ke jalan yang lebih
baik. Saat ini sayapun sedang belajar ghadul bashar yang terjadi pada saya dan
tempat kerja saya, yang pada kenyataannya di kantor saya mayoritasnya laki –
laki semua. Wanitanya hanya terdiri dari beberapa orang saja. Merupakan sebuah
ujian keimanan nih. Terlepas sangatlah sukar tengok kiri ada laki – laki,
tengok kananpun masih saja saya temui yang mengakibatkan saya harus menunduk
terus. Untung saja ngga kejedot ama palang besi ! hehehe.. walaupun dikata
sombong atau apalah, saya tak memperdulikan karena saya tak ingin dapat azab
Allah. Sama – sama menjaga saja. Memang sulit rasanya ketika kita ingin melakukan hal yang baik, selalu saja ada sandungan batu kerikil yang bisa membuat kita terjatuh. Tapi disanalah letak perjuangan kita yang insyaAllah akan berbuah manis. Ya minimal pandangannya di kurangi saja :). Kesalahan sepenuhnya milik saya, dan
kesempurnaan milik Allah SWT. Maka aku mohon ampun ya Allah ..
wassalamualaikum
wr,wb
Semoga
bermanfaat .. ^_^
Ya Allah .. Ampunilah Mata ini yang tak bisa menjaga pandangan kepada yang belum halal untukku ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar