Bismillahirrohmanirrohimm ..
Assalamualaikum Sahabat.. Semoga hari –
harimu menyenangkan tanpa kesedihan yang selalu mengganggu. Mungkin sebagian
lagi kisah ini sudah sering mendengar atau bahkan belum ? Boleh baca sini.
Kisah yang sangat memberikan inspirasi besar dalam kehidupan, menjadi wanita
dengan keteguhan dan keyakinannya pada Allah SWT. Siapakah wanita itu dialah
Masyitoh yang hidup pada Zaman fir’aun dan sekaligus istri Fir’aun.
***
Kisah Siti
Masyitoh : Wanita Mulia Yang Makamnya Harum Semerbak
“Apa, di dalam kerajaanku sendiri ada
pengikut Musa?” Teriak Fir’aun dengan amarah yang membara setelah mendengar
cerita putrinya perihal keimanan Siti Masyitoh. Hal ini bermula ketika suatu
hari Siti Masyitoh sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisir itu
terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucap Astagfirullah. Sehingga terbongkarlah
keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
“Baru saja aku menerima laporan dari Hamman,
mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap hari. Kini pelayanku
sendiri ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar si Masyitoh
itu,” umpat Fir’aun.
“Panggil Masyitoh kemari,” perintah Fir’aun
pada pengawalnya. Masyitoh datang menghadap Fir’aun dengan tenang. Tidak ada
secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar kamu telah memeluk
agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun pada Masyitoh dengan amarah yang
semakin meledak.
“Benar,” jawab Masyitoh mantap.
“Kamu tahu akibatnya? Kamu sekeluarga akan
saya bunuh,” bentak Fir’aun, telunjuknya mengarah pada Siti Masyitoh.
“Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah,
maka saya telah siap pula menanggung segala akibatnya.”
“Masyitoh, apa kamu sudah gila! Kamu tidak
sayang dengan nyawamu, suamimu, dan anak-anakmu.”
“Lebih baik mati daripada hidup dalam
kemusyrikan.”
Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh
memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada para pengawalnya agar
menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya.
“Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan
air, dan masak hingga mendidih,” perintah Fir’aun lagi.
Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah
berkumpul, Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di
depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan
sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk
menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak
fikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan
Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan
dirinya, suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih
bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya.
“Yakinlah Masyitoh, Allah pasti menyertaimu.” Sisi batinnya yang lain mengucap.
Ketika itu, terjadilah suatu keajaiban. Bayi
yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya, “Ibu, janganlah engkau bimbang.
Yakinlah dengan janji Allah.” Melihat bayinya dapat berkata-kata dengan fasih,
menjadi teguhlah iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa
Allah tidak meninggalkannya.
Allah pun membuktikan janji-Nya pada
hamba-hamba-Nya yang memegang teguh (istiqamah) keimanannya. Ketika Siti Masyitoh
dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu, Allah telah terlebih
dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan panasnya air dalam
belanga itu.
Demikianlah kisah seorang wanita shalihah
bernama Siti Masyitoh, yang tetap teguh memegang keimanannya walaupun
dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Nabi Muhammad Saw. isra dari Masjidil
Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau mencium aroma wangi yang
berasal dari sebuah kuburan. “Kuburan siapa itu, Jibril?” tanya baginda Nabi.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah
yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.
Semoga kisah ini bermanfaat dan selalu ada
hikmah yang bisa diambil. Patut jadi Tauladan juga ^^..
Sumber : http://forsipol.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar