Selasa, 18 Desember 2012

Kisah Mutiah Wanita Mulia


Bismillahirrohmanirrohimm..

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh ..

Salam sejahtera sahabat, semoga selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin .. J
Dalam kesempatan ini saya akan memposting tulisan yang insyaAllah bermanfaat untuk diteladani terutama untuk para istri – itri, teteh, tante, mba, ibu –ibu semuanya hehehe.. Ya walaupun udah pada tau sebelumnya dengan kisah ini, tapi semoga menjadikan manfaat dan pahala dimata Allah SWT aamiin .. J
Langsung aja deh ke postingannya, yuk kita sama – sama belajar .. J


Mutiah, Sang Wanita Pertama Yang Masuk Surga
Suatu hari Fatimah Az Zahra ra bertanya kepada Rasulullah SAW tentang wanita pertama yang akan memasuki surga. Rasulullah bersabda : “Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui perempuan pertama masuk surge, selain Ummul Mukminin, dia adalah Ummu Mutiah.”
Jawaban itu membuat Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya wanita yang masuk surge pertama kali. Padahal Fatimah adalah putrid Rasulullah dan telah menjalankan ibadah dengan baik. 

Dari sana, timbullah rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat didalam diri Fatimah untuk lebih mengenal sosok wanita mulia tersebut. Fatimah pun mulai mencari keberadaan beliau di pinggiran kita Madinah. Fatimah ingin menyaksikan sendiri amalan dan ibadah apa yang dilakukan Mutiah.
Setelah mendapatkan ijin dari suaminya Ali bin Abi Thalib, fFatimah Az Zahra pergi ke rumah Mutiah dengan mengajak Hasan, putra laki – lakinya yang masih kecil. Sesampainya di rumah tersebut, Fatimah segera mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Mengetahui bahwa putrid Rasulullah SAW datang berkunjung, dengan segera Mutiah membuka pintu rumahnya. Namun ketika Mutiah melihat Fatimah membawa Hasan, Mutiah kemudian kembali menutup pintu rumahnya. Fatimah heran dengan sikap Mutiah tersebut. Fatimah lalu bertanya dari balik pintu tentang sebab Mutiah melakukan hal itu.

Mutiah menjawab bahwa rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak membolehkan seorang istri memasukkan laki – laki ke rumahnya, ketika suaminya tidak ada di rumah dan atau tanpa ijin suaminya. Dan Hasan adalah seorang laki – laki, walaupun dia masih kecil. Selain itu Mutiah juga belum meminta jin kepada suaminya. Subhanallah sungguh mulia sifat dan akhlaknya, taat pada Allah dan menjalankan perintah Rasulnya..
Akhirnya Mutiah meminta Fatimah untuk kembali keesokan harinya, setelah Mutiah meminta ijin terlebih dahulu kepada suaminya.
Akhirnya Mutiah meminta Fatimah untuk kembali keesokan harinya, setelah Mutiah meminta ijin terlebih dahulu kepada suaminya.
Tersentaklah Fatimah Az Zahra mendengarkan kata – kata wanita mulia ini. Namun Fatimah tidak bisa menolak, karena argumentasi Mutiah memanglah seperti yang diajarkan ayahnya rasulullah SAW. Setelah mengucapkan  ia bersama Hasan meninggalkan kediaman Mutiah.
Pada hari berikutnya Fatimah kembali mengunjungi rumah Mutiah. Kali ini bukan hanya Hasan yang ikut, Husein pun juga ingin ikut bersama ibunya.
Ketika mereka bertiga telah sampai didepan rumah Mutiah, kejadian dihari pertama terulang kembali. Mutiah meminta maaf seraya mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan dan Mutiah belum meminta ijin suami untuk membawa Husein masuk ke rumahnya.
Semakin takjub hati Fatimah memikirkan bahwa begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW. Selain itu beliau juga sangat tunduk dan tawaddu kepada suaminya. Fatimahpun akhirnya kembali pulang bersama Hasan dan husein. Namun sebelumnya ia berjanji untuk datang lagi keesokan harinya.
Pada hari yang ketiga, Fatimah bersama kedua anaknya datang kembali ke rumah Mutiah. Akhirnya dihari itu mereka bertiga diijinkan masuk ke rumah, karena kehadiran Hasan dan Husein telah mendapat izin dari suami Mutiah. Fatimah pun bersemangat ingin segera mengetahui, ibadah, amalan dan muamalah apa saja yang dilakukan perempuan pertama masuk surge ini.
Setelah memasuki rumah, Fatimah mendapati ternyata rumah Mutiah sangatlah sedrhana. Tak ada perabotan mewah disana. Namun seisi rumah tertata rapi dan bersih, sampia – sampai Hasan dan Husein pun merasa betah bermain di dalam rumah itu.
Fatimah juga tidak menemukan sesuatu istimewa yang dilakukan ke. Mutiah hanya kelihatan sibuk mondar – mandir dari dapur ke ruang tamu karena harus menyiapkan makanan siang untuk suaminya, dan Mutiahpun meminta maaf kepada Fatimah untuk itu, karenanya tidak bisa menemani Fatimah mengobrol.
Fatimah kemudian melihat Mutiah meletakan makanan di sebuah wadah dan tak lupa Mutiah juga mengikut sertakan sebuah cambuk. Fatimah yang merasa penasaran dengan hal itu, kemudian memberanikan diri bertanya, “ Untuk apa cambuk itu ?”.
Mutiah menjelaskan bahwa jiak suami Mutiah merasa masakannya tidak enak, dia ridha untuk menyerahkan cambuk itu kepada suaminya untuk dipukulkan ke punggungnya.
Mendengar hal itu, Fatimah kemudian bertanya kembali, “”Apakah itu kehendak suamimu ?”. Mutiah pun menjawab “Bukan. Semua ini ku lakukan karena keinginanku sendiri agar jangan sampai aku menjadi istri durhaka kepada suamiku. Aku hanya mencari keridhaan dari suami, karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan suami ridha kepada istrinya.”
Dari jawaban Mutiah tersebut, akhirnya Fatimah mengetahui alasan mengapa rasulullah mengatakan jika Mutiah adalah perempuan yang diperkenankan masuk surge pertama kali. Surge memang menjadi tempat yang pantas dan imbalan yang setimpal bagi istri yang dengan tulus melayani suaminya, seperti yang telah dilakukan oleh Mutiah.
Saudariku ..
Jika zaman menyatakan tentang langkanya wanita seperti Mutiah sekarang ini, semoga Allah senantiasa membukakan mata hati kita untuk menjadi bagian dari sesuatu yang langka tersebut.
Dan jika manusia meragukan masih adakah keberadaan wanita yang mau mengabdi dengan tulus kepada suaminya seperti yang dilakukan Mutiah, maka pastikan bahwa kita adalah salah satu yang pengabdi itu.. aamiin insyaAllah .. J
Subhanallah kisah yang begitu indah dari seorang wanita mulia. Semoga sepenggal kisah Mutiah sang wanita mulia ini bisa memberikan semangat kepada kita untuk kembali meraih surga Allah. Lewat ketulusan kita dalam memberikan kesenangan, ketentraman serta ketulusan pengabdian kepada suami. Aamiin J
Tetap berusahalah wahai saudariku ..
Menjadi istri yang baik taat pada Allah SWT menjalankan ajaran Rasulullah dan tulus mengabdi kepada suami.. J
Menjadi muslimah yang Taat pada Allah SWT, meneladani semua ajaran rasulullah dan tegar dalam semua ujian. J
Menjadi seorang ibu panutan bagi anak – anaknya .. J
(Syahidah/Voa-islam.com)
Sekian dulu sahabat..

Mohon maaf bila masih ada salah karena aku hanyalah insane tak sempurna dan kesempurnaan hanya datang dari Allah sahaja, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan teladan bagi para wanita semuanya aamiin  …
Salam santun ukhuwah ^^

3 komentar:

  1. MASYA ALLAH........

    Sungguh mulia hati seorang Mutiah

    patut kita teladani wahai sekalian Muslimah...^_^

    BalasHapus
  2. Assalamu alaikum,Wr,Wb
    Sebuah kisah yang bisa menjadi tauladan ummat, khususnya kaum Hawa, Semoga !

    BalasHapus
  3. ukhty annisa : Teladan yang paling baik buat para Muslimah, mereka yang dicintai Alloh salah satunya Mutiah .. :)

    Zuhri: waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh..

    Aammiin ..

    BalasHapus